Berbagi kisah dan rasa

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Kenangan antologi pertama ^^



  

 Kecintaanku menulis sudah tumbuh sejak kelas enam SD dan mulai berani untuk menulis sekitar kelas satu SMP. Dari sebuah buku diary, aku belajar menulis. Hanya berupa catatan harian dan sesekali menulis puisi atau cerpen.
            aku menulis secara diam-diam. Entahlah, saat itu aku tidak percaya diri, sampai aku bertemu dua orang sahabat yang juga 'Mencintai pena'.
           Kami sering mengatakan tentang mimpi kami, sebuah impian yang mungkin untuk sebagian orang terdengar tak biasa pada saat itu. Kami terus menulis dan menulis. Kami hanya menuliskan apa yang berkelebat dalam pikiran kami, menuangkan ide dalam kepala kami menjadi sebuah suguhan yang berbeda. Mengolah kata dan kalimat.
               Saat bergabung ke dunia kerja, kebiasaanku menulis sempat terhenti dan mulai aktif kembali saat sahabatku mengajak bergabung dalam sebuah forum kepenulisan. Kami mulai mendapat banyak informasi tentang bagaimana cara agar tulisan-tulisan kami terpublikasi. Salah satu cara dengan mengikuti  lomba.
             Semangat menulis kembali bangkit dan aku mulai ikut kompetisi menulis via online. Sempat ragu dan tak punya rasa percaya diri. Begitu banyak orang berbakat di dunia kepenulisan dan aku hanyalah Si anak bawang.
Tapi aku berpikir ulang, kalau tak dicoba, kapan kita bisa tahu kemampuan kita? :)

Dan dari sebuah lomba menulis Flash fiction, aku mendapatkan antologi pertamaku yang diterbitkan oleh AG  Publishing. Sebuah moment yang melecut semangatku untuk terus belajar ^^
Sebuah tulisan yang amat sederhana dan perlu banyak perbaikan..

[ Read More ]

Gubuk Cahaya




Tulisan ini pernah saya ikutkan dalam salah satu lomba menulis, namun belum berhasil lolos :D
Tetapi meskipun begitu, saya tetap semangat menulis :D dan tulisan yang belum sempurna ini saya suguhkan sebagai bacaan untuk sahabat semua. Happy reading :D



Gemerisik pepohonan yang bertiup sayhdu dengan rona mentari yang mulai tenggelam. Saat dimana langit menjadi redup, dituntun memasuki gerbang malam dengan cahaya rembulan nan elok, engkau hadir.
Boleh saja orang menyebut tempatmu itu sebuah gubuk reyot. Tapi lihatlah dan rasakan tatkala engkau menyentuhkan telapak kakimu di lantai bambu sederhana ini. Relung hatimu akan bergetar, bahkan berguncang. Matamu dengan sendirinya akan sembab. Dan pada akhirnya, nafasmu akan tercekat. Seketika engkau akan merasa kerdil. Pulang dengan dihantui sepotong kalimat sakti yang sekiranya akan berdengung kencang di telinga, hati dan pikiranmu.
[ Read More ]

Aku dan ibuku, kami cinta menulis ^^



Sebuah surat cinta untuk Ibu, tergabung dalam buku antologi diatas ^^
Sebuah hadiah untuk Ibu tercinta. Bagiku, Ibu tak hanya sekedar orang yang melahirkan aku ke bumi, tetapi juga menjadi seorang sahabat, panutan, dan contoh nyata bagaimana menjadi seorang perempuan hebat. Perempuan terkasih yang perlahan terlihat kerutan di sudut matanya, namun tetap cemerlang dan cantik dimataku. Ratu di rumah kami. Sahabat terbaik bagi kami, anak-anaknya :)
I love U mom now and for a thousand years even more forever :))

 

Beningnya mata dan hatimu, Ibu

Ibu.....
Manusia terkasihku. Bagiku, mata indahmu adalah sebuah jendela tempat aku melihat dan belajar memaknai hidup dengan sebuah senyuman dan dada lapang. Akan aku ikuti bagaimana caramu melangkah anggun namun tegar memandang kerasnya hidup.
Peluk raga dan hatimu dalam sudut pikirku, wahai Ibu membuatku tak dapat berucap. Ingatkah engkau, Ibu ketika dua bola mata kita saling beradu dan kita mulai berbicara melalui garis batin. Engkau mengelus lembut rambutku dan membisikan kalimat syahdu. Membesarkan hatiku, memberi suntikan nutrisi pencerahan untuk jiwa.
Seketika, aku bayangkan saat aku bermukim dalam dinding gelap berbalut cinta yang kau sebut rahim. Hangat. Dan meskipun aku hanya bermukim di tempat itu hanya sembilan bulan saja, aku tetap merasakan kehangatan darimu hingga kini. Dekapanmu saat aku tertatih dan jatuh dalam perasaan kalut, belaianmu saat aku merasa takut, dan manisnya pancaran senyum terbaikmu dikala memberi semangat.
Engkau tersenyum tulus, sebuah senyuman berbau surga.
[ Read More ]

Sebaris kalimat menjelang ramadhan



Sebuah cinta, cahaya, keteduhan di satu Ramadhan

Ada selembar  kerinduan dalam sudut kalbu yang membeku
Menanti sebuah musim dimana angin bertiup lembut nan damai
Membisiki telinga dan nurani tentang sebuah keindahan
Ada satu gelap yang terpendam menanti terang
Gersang di atas sebuah simfoni kegalauan
Mendamba sapuan cinta dari Sang Maha Cinta

Lembarku adalah hitam
Tapakku adalah bara
Mata dan gerakku adalah sebuah nista
Apa yang hendak kau kata? Sanggupkah kau mendelik?
Usah kau gugat diri yang terbaring di dalam sebuah lubang jarum
Melintasi sebuah galaksi baru hampa udara
[ Read More ]

Toples Kaca Antik


Aku melipat rapi selembar kertas dan kumasukan kedalam sebuah amlop putih kecil. Di sampul depan tertulis “ Untuk Ambu dan Apa tercinta” Aku memandanginya sejenak, tersenyum simpul. Dengan hati-hati kumasukan kedalam sebuah toples kaca antik berukuran besar. Didalamnya sudah ada empat buah amplop berisi surat dengan sampul depan yang tertulis sama. Untuk “Ambu dan Apa tercinta”*
Senyumku makin mengembang membayangkan betapa toples itu akan terisi penuh oleh surat-suratku. Sebuah tulisan tangan istimewa. Tak seorang pun yang tahu bahwa setiap satu bulan sekali ketika sebelum jam tidur, aku dengan seriusnya duduk menghadap meja belajar. Mengambil secarik kertas dan mulai menari nari diatas barisan kertas putih. Setiap kali aku menulis, hatiku akan dipenuhi banyak rasa. Aku menuliskan sesuatu yang amat rahasia.
Sudah empat surat dan itu berarti sudah bulan ke empat aku menulis. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas satu SMA. Aku menyimpan dengan baik toples itu di tempat yang rahasia. Dan aku hanya ingin isi dari toples di baca oleh dua orang yang namanya selalu tertulis di sampul depan surat, tapi itu pun tidak sekarang. Aku akan memberikan toples itu suatu saat nanti dalam sebuah waktu yang menurutku istimewa.
[ Read More ]

Kompetisi menulis oleh Komunitas Sastra Pena Dunia

LOMBA CERPEN. PUISI. ESSAY

(KOMUNITAS SASTRA PENA DUNIA)
Dalam rangka memperkenalkan sebuah komunitas, dan juga sebagai sumbangsih terhadap dunia kesusatraan yang tengah hiruk pikuk, Kami KOMUNITA SASTRA PENA DUNIA mengajak kalian semua untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba yang kami haturkan, memberikan ruang untuk berkarya dan berkompetisi membuktikan bahwa karya satra akan senantiasa hidup. Berikut Syarat-syaratnya:
SYARAT-SYARAT LOMBA
• LOMBA CERPEN
Peserta Asli Berwarga Negara Indonesia.
Tema Cerpen bebas, asal tidak bersinggungan dengan SARA dan Pornografi, juga tidak menyudutkan suatu pihak tertentu
Peserta dianjurkan untuk memposting info lomba ini sebanyak-banyaknya dan bergabung di Komunitas Satra Pena Dunia
[ Read More ]

Sayembara menulis novel

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012.
Ketentuan Umum
  • Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).
  • Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
  • Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
  • Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
  • Tema bebas.
  • Naskah adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan (sebagian atau seluruhnya).
Ketentuan Khusus
  • Panjang naskah minimal 150 halaman A4, 1,5 spasi, Times New Roman 12.
  • Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap dalam lembar tersendiri, di luar naskah.
  • Batas akhir pengiriman naskah: 30 Agustus 2012 (cap pos atau diantar langsung).
  • Empat salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
[ Read More ]

Menyentuh langit



Ada sebuah masa dimana waktu berjalan begitu lambat
Kau bertanya pada  lirikan angin yang berjalan semilir
Bingung oleh apa yang kau sebut impian
Dimanakah kau hendak bertemu sebuah tautan
Di antara malam, sunyi dan sebuah gurauan

Dari sebuah lubang sunyi kau terpekur, mendelik dan diam
Usah kau hiraukan tentang lidah yang tak peka
Menyebut jiwa sebagai sebuah bongkahan kosong penuh hayal
Tak ada alasan untuk menggambar bulan sabit terbalik
Tapaki jalan dan mengembang sebuah senyum
[ Read More ]

Ra, sehangat pagi



Pagi yang hangat. Setidaknya itulah yang aku rasakan hari ini. Sinar matahari yang begitu lembut dan hangat, membuatku tak henti-hentinya menghirup dalam udara sekitar. Aku begitu suka suasana seperti ini meskipun aku juga menikmati di saat hujan turun di sertai bunyi petir menggelegar. Bagiku bunyi petir begitu khas. Tanpa aku tahu bagaimana rupa petir yang sebenarnya. Tapi lebih dari itu, aku tetap mencintai suasana hangat seperti ini. Ditemani tiupan angin yang begitu ramah, cicit burung yang selalu terdengar ceria di tambah dengan aroma bunga yang selalu membuatku tenang.
Aku merentangkan tanganku lebar-lebar. Setiap pagi kecuali hujan turun, aku selalu ada di taman ini. Bersama ayah yang begitu baik. Tak pernah bosan di mulai ketika udara pagi masih bertiup lembut hingga matahari tepat berada di atas kepala, aku akan menghabiskan waktuku disini. Milkshake dan brownies kukus turut serta dalam kantong bekalku.
Ah, aku jadi ingat ibu…
[ Read More ]

Biru



Seorang teman meminta saya untuk menulis sebuah cerita singkat. Ia mengatakan bahwa ia menginginkan kisah tentang "Biru"
Di sebuah sudut perpustakaan, saya mulai menulis. Saat mendengar kata biru, pertama kali yang saya ingat adalah warna sayap kupu-kupu Blue Morpho yang hidup di hutan amazon :) Tapi sih apa yang saya tulis nggak ada hubungannya sama kupu-kupu :D hihi.. Yowislah, disimak yuks...

Semoga bisa menjadi sebuah suguhan menarik bagi para pembaca :) 

 
Kau bertanya padaku tentang sebuah kilau, sebuah siluet dengan warna yang menurutmu amat cantik. Sebuah warna favoritmu, biru. Kala itu kau tersenyum dengan ditemani semilir harap. Bertanya tentang risau dan asa. Bagiku pertanyaanmu sungguhlah unik. Mungkin belum pernah ada yang bisa melontarkan kalimat secerdas pemikiranmu.

Kali pertama kau merona. Diterpa sebuah tiupan halus sarat makna. Saat itu kau masih belia. Tak ada ocehan cerewetmu dan gertakan galakmu. Seketika, kau bertukar tempat dengan seseorang yang bukan dirimu. Aku hampir tak mengenalimu. Kau mengganti rupamu menjadi seorang gadis anggun.
[ Read More ]

Semi di musim kemarau



Alunan dan hentakan denyutmu yang tanpa ritme
Terlihat mati merindu ditikam kelam
Panas  memerah menyala kalap
Melempar sauh jauh di seberang sana

Serumpun mawar dalam rimbunnya ilalang
Harumnya tajam mengikatjiwa
Aku menjelma dalam sebuah nyata
Menjadi semi untuk sang kemarau

Kulihat samarnya senyum tipismu
Tertunduk tanpa kata
Damai bak semburat jingga  di ufuk barat
Aku dan tawa kecilku



Ceritanya sih ini lagi melow campur sumringah terus iseng nulis puisi :D hihi
Entahlah, yang penting judulnya nulis. Karena bagiku, menulis bisa menjadi semacam obat hati sekaligus tempat meluapkan banyak perasaan :)


[ Read More ]

Kotak mimpi




Bau lembab dan wangi tanah yang baru saja tersapu air hujan menusuk hidungku. Mengintip dari celah jendela, menikmati dan merasakan aroma rintik hujan membuatku ingin menghirup udara dalam-dalam.
Di saat seperti ini alam pikirku mencatat banyak hal dan pada akhirnya aku akan menuruti komandonya. Bergegas mengambil sebuah benda keramat dan mulai menari-nari di atas barisan kertas putih.
Aku menulis apa yang ingin aku tulis dan ketika kertas putih itu telah terisi penuh, rongga dadaku naik turun dipenuhi udara segar. Sungguh, ada satu kelegaan bisa mengatakan banyak hal pada sahabat karibku, “ Si Kertas Putih”. Ia memang bisu, tapi ia sahabat yang istimewa. Membiarkanku berlama lama memuntahkan tinta pena, yang tak jarang aku kasari dengan membuat satu garis coretan jika aku merasa tulisanku tak layak baca. Di lain waktu ketika aku merasa gemas, ia tak bisa lari dari remasan jari- jari tanganku. Dan di saat aku merasa sentimentil, ia pun tak keberatan aku  bicara banyak hal yang mungkin jika orang mendengarnya akan menyebutku cengeng.
[ Read More ]

Baris cerita tentang sahabat ^^

Sudah lewat dari sepuluh tahun aku mengenalnya. Saat itu aku masih duduk di kelas satu SMP. Aku hanya mengenalnya sebagai seorang teman sekelas yang  pendiam dan pandai. Kami terus berada dalam satu kelas yang sama sampai akhir masa SMP. Tidak pernah ada cerita pertemanan istimewa bersamanya. Kami tak terlalu dekat karena pada awalnya, aku menemukan  kesulitan untuk berteman dengan sosok pendiam  itu.

Bahkan ketika kami kembali bersekolah di SMK yang sama dan satu kelas juga, belum ada cerita pertemanan menarik diantara kami. Dia masih cenderung pendiam. Berbeda sekali dengan karakterku yang 'jutek', cuek dan cerewet. Hehehe...

Pada saat itu, aku masih belum merasa dekat sebagai seorang 'sahabat'. Namun sebagai teman, kami mengetahui bahwa kami memiliki minat yang sama. Yaitu menulis dan buku. Dua hal yang menjadi bagian dari hidup kami semasa sekolah. Saat itu, aku merasa menjadi remaja yang cupu. Tak pernah tampil trendy ala anak remaja, tampil cuek dan hanya menjadi remaja biasa yang tak populer dan hanya doyan nulis :D
[ Read More ]

Aroma Rasa#puisipertamayangmasukantologi


Nulis puisi itu susah bangettt menurutku. Hehe... Tapi justru itu yang bikin aku penasaran untuk belajar. Ya, meskipun masih amatiran dan nol ilmu lumayan juga bisa masuk di antologi ini :D Beuh, kalau lihat teman-teman yang jago nulis puisi suka kagum dan terkesima. Pilihan katanya itu loh seolah membius kita yang membacanya. Kadang sampai nggak paham artinya. Hihi (Karena ilmuku masih nol kali ya makanya ngga paham)

Nah, inilah puisi pertamaku yang bisa masuk antologi. Diterbitkan oleh penerbit Leutika Prio, berawal dari event menulis lomba puisi yang di adakan oleh grup kepenulisan di sosial media Facebook, yaitu Kampung sastra :)

Yuks dibaca, mohon maaf masih banyak kekurangan
Maklum amatirrrr :D hi hi




Semburat senja yang menggantung di sudut mata yang penuh binar namun redup
Melantunkan nyanyian ilalang
Suaranya bergema tertiup samarnya angin yang rimbun
Tawanya ku dengar begitu renyah

Dalam sebuah ruang kosong ia hadir
Membangkitkan sebuah asa
Melewati sebuah tanya
Apa itu yang kau sebut dengan cinta?

Satu melodi di atas karang
Gaungnya tajam menembus hentakan nafas
Ada seuntai senyum
Dan doa





[ Read More ]

Tautan Hati



Dari sebuah layar penuh percakapan ringan hingga nyata ku memandang parasmu
Ada sebuah serat lembut yang menyentuh
Bicaramu yang tanpa mimik dan dinginnya senyummu
Membidik kalbu yang tak tersentuh

Tak ada banyak kata
Hanya hujan sorot matamu
Ragawi berada di alam rindu
Menembus batas dunia khayali

Satu masa kau berujar tentang kehendak hati
Dan aku pun tertawa kecil
Kelegaan membuncah di dadaku
Nyatanya ia pun sama

[ Read More ]