Sebuah cinta, cahaya,
keteduhan di satu Ramadhan
Ada selembar kerinduan dalam sudut kalbu yang membeku
Menanti sebuah musim dimana
angin bertiup lembut nan damai
Membisiki telinga dan
nurani tentang sebuah keindahan
Ada satu gelap yang
terpendam menanti terang
Gersang di atas sebuah
simfoni kegalauan
Mendamba sapuan cinta
dari Sang Maha Cinta
Lembarku adalah hitam
Tapakku adalah bara
Mata dan gerakku adalah
sebuah nista
Apa yang hendak kau
kata? Sanggupkah kau mendelik?
Usah kau gugat diri
yang terbaring di dalam sebuah lubang jarum
Dengung kalimat sakti
itu membuat kerangka hatiku berhamburan
Mencari bagian dan
terjemahan di selaksa malam
Sayup merdu nan elok aku
dengar sebuah bisikan
Mengapa kau jauh?
Bisakah aku memberi jawab?
Hanya diam. Tak ada
celoteh elakan
Bersidekap dan menunduk
merona, menggigil dan terpukau
Sanggupkah aku melucuti diri? Mengakui kekerdilanku?
Bintang di gelapnya
malam menikamku!
Kemana aku selama
bernafas? Hentikan!
Aku hendak mengakui, kugadaikan
keangkuhanku demi sebuah ampun
Di satu waktu dimana
cahaya berpendar tiada henti
Kusebut ia Ramadhan
agung
Dengarkan apa yang akan
aku teriakan!
Aku kembali pulang
melewati sebuah bukit terjal
Tak mengapa, usah kau hirau
Di puncak itu ada
sebuah harap dan janji
Pikirkan tentang asa
dalam sisa batas hidup
Aku memulainya dari
sini
Ilahi Robbi....Dzat
yang Maha tinggi
Berikan aku tiupan
lembut cinta-Mu
Jangan Engkau lepas
tanganku dari sebuah cahaya
Dari sebuah Ramadhan
yang sakral
Penuh pintu maafmu
Kembali pulang dengan
sebuah ritual hati mengagungkan-Mu
Ku simpan dalam sebuah catatan
Aku merindukan-Mu
Bantu aku menggapai
cahaya itu!
Disebuah sudut temaram
nan redup
Menanti pancaran elok
layaknya kristal dalam tabung kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^