Berbagi kisah dan rasa

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Rindu di awal tahun untukmu, Ma

Kalau sudah bicara dengan mama di tetelpon tuh nggak bisa sebentar. Paling nggak, harus beli paket telepon yang seratus menit. Hehe...rasanya kalau sudah ngobrol begitu, waktu terasa sebentar dan nggak pernah cukup. Biasanya kami mengobrol banyak hal. Nggak terbatas topik. Bisa mulai dari pertanyaan saya tentang bagaimana cara membuat sebuah masakan, tentang adik-adik saya, bahkan tentang berita yang sedang hangat di televisi. Kalau sudah dua perempuan ngobrol, sudah pasti seru deh :D

Nah, kalau sudah begitu, biasanya adik bungsu saya yang juga sering menguping pembicaraan akan ikut menyahut dan berkata “Aduhh, lama amat sih teleponnya. Panas kupingnya” dan saya akan menimpali dengan kalimat, “Biar aja atuh, kan teteh cuma bisa ngobrol di telepon sama mama, Dek” kemudian mama akan sedikit ikut berkata pada adik bungsu saya, “Udah ah dek, adek main aja sana. Mama masih mau ngobrol sama teteh nih” Yes, i am win :D hihi. Mama lebih memiliih untuk melanjutkan ngobrol dengan saya. Dan si bungsu akhirnya mengalah dan pergi main. (kejamnya nyuruh si bungsu mengalah :p)

Entahlah, saya dan mama layaknya teman. Kedekatan kami tidak hanya karena saya anak perempuan mama satu-satunya. Dua adik saya lelaki dan sudah besar. Yang terpaut usia empat tahun dengan saya sudah bekerja. Dan si bungsu juga sudah kelas enam SD. Mama selalu membiasakan diri untuk menerima segala curhatan kami. Apapun itu. Mungkin dari hal tersebut saya merasa, mama bisa berperan tidak hanya sebagai ibu, tetapi juga sebagai teman.

Tapi bicara soal kedekatan anak perempuan dengan ibunya, mungkin di keluarga lain pun sama. Meskipun saya yakin banyak juga anak laki-laki yang dekat dengan ibunya, tapi bagi saya yang seorang anak perempuan, kedekatan itu lebih terasa jika dibandingkan dengan kedekatan saya dengan ayah. Setiap keluarga pasti berbeda ya. Kan ini lagi cerita tentang saya :D hihi

Nggak terasa sudah satu tahun lebih saya nggak bertemu mama. Kangen berat rasanya. Meskipun kami sering mengobrol di telepon, tapi rasanya berbeda saja. Jalan-jalan bersama juga saya rindukan. Sejak jauh dari mama, saya tambah merasakan bahwa kehadiran mama begitu memiliki arti bagi saya. Sering saya katakan bahwa mama adalah sahabat terbaik saya dan hal itu memanglah benar.

Menjadi seorang ibu seperti mama tidaklah mudah dan saya tahu betul bagaimana mama berjuang untuk hidup kami.

Saat ini saya ingin mendekap erat mama dan berkata bahwa mama adalah ibu yang hebat. Hiks...tambah rindu jadinya. Kalau saja pintu kemana saja milik doraemon memang nyata, mau saya pinjam sebentar biar bisa langsung tiba di depan pintu rumah. Hehe

Saya masih harus sabar untuk bisa pulang ke rumah. Masih ada hal yang harus kami perjuangkan disini agar bisa secepatnya bermukim di kampung dan tidak perlu berjauhan dengan orang tua kami. Biarlah sekarang kami sama-sama sabar menahan rindu.  Saya hanya berharap mama, papa, orang tua saya dan suami senantiasa di beri kesehatan dan keberkahan dalam hidup. Saya harus tetap semangat menjalaani kehidupan disini untuk sementara waktu.

Lhokseumawe,

Awal tahun yang mendung ( mendung karena memang lagi gerimis loh :D) tapi meskipun cuaca temaram, saya tetap semangatttt. I miss u mama :D


                                                     sumber gambar: katakutuku.net

Leave a Reply

Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^