Kalau sudah bicara dengan mama di tetelpon tuh nggak bisa sebentar. Paling nggak, harus beli paket telepon
yang seratus menit. Hehe...rasanya kalau sudah ngobrol begitu, waktu terasa
sebentar dan nggak pernah cukup. Biasanya kami mengobrol banyak hal. Nggak
terbatas topik. Bisa mulai dari pertanyaan saya tentang bagaimana cara membuat
sebuah masakan, tentang adik-adik saya, bahkan tentang berita yang sedang
hangat di televisi. Kalau sudah dua perempuan ngobrol, sudah pasti seru deh :D
Nah, kalau sudah begitu,
biasanya adik bungsu saya yang juga sering menguping pembicaraan akan ikut
menyahut dan berkata “Aduhh, lama amat sih teleponnya. Panas kupingnya” dan
saya akan menimpali dengan kalimat, “Biar aja atuh, kan teteh cuma bisa
ngobrol di telepon sama mama, Dek” kemudian mama akan sedikit ikut berkata pada
adik bungsu saya, “Udah ah dek, adek main aja sana. Mama masih mau ngobrol sama
teteh nih” Yes, i am win :D hihi.
Mama lebih memiliih untuk melanjutkan ngobrol dengan saya. Dan si bungsu
akhirnya mengalah dan pergi main. (kejamnya nyuruh si bungsu mengalah :p)
Entahlah, saya dan mama layaknya teman. Kedekatan kami tidak hanya karena
saya anak perempuan mama satu-satunya. Dua adik saya lelaki dan sudah besar.
Yang terpaut usia empat tahun dengan saya sudah bekerja. Dan si bungsu juga
sudah kelas enam SD. Mama selalu membiasakan diri untuk menerima segala
curhatan kami. Apapun itu. Mungkin dari hal tersebut saya merasa, mama bisa
berperan tidak hanya sebagai ibu, tetapi juga sebagai teman.
Tapi bicara soal kedekatan anak perempuan dengan ibunya, mungkin di
keluarga lain pun sama. Meskipun saya yakin banyak juga anak laki-laki yang
dekat dengan ibunya, tapi bagi saya yang seorang anak perempuan, kedekatan itu
lebih terasa jika dibandingkan dengan kedekatan saya dengan ayah. Setiap
keluarga pasti berbeda ya. Kan ini lagi cerita tentang saya :D hihi
Nggak terasa sudah satu tahun lebih saya nggak bertemu mama. Kangen berat
rasanya. Meskipun kami sering mengobrol di telepon, tapi rasanya berbeda saja.
Jalan-jalan bersama juga saya rindukan. Sejak jauh dari mama, saya tambah
merasakan bahwa kehadiran mama begitu memiliki arti bagi saya. Sering saya
katakan bahwa mama adalah sahabat terbaik saya dan hal itu memanglah benar.
Menjadi seorang ibu seperti mama tidaklah mudah dan saya tahu betul
bagaimana mama berjuang untuk hidup kami.
Saat ini saya ingin mendekap erat mama dan berkata bahwa mama adalah ibu
yang hebat. Hiks...tambah rindu jadinya. Kalau saja pintu kemana saja milik
doraemon memang nyata, mau saya pinjam sebentar biar bisa langsung tiba di
depan pintu rumah. Hehe
Saya masih harus sabar untuk bisa pulang ke rumah. Masih ada hal yang
harus kami perjuangkan disini agar bisa secepatnya bermukim di kampung dan
tidak perlu berjauhan dengan orang tua kami. Biarlah sekarang kami sama-sama
sabar menahan rindu. Saya hanya berharap
mama, papa, orang tua saya dan suami senantiasa di beri kesehatan dan
keberkahan dalam hidup. Saya harus tetap semangat menjalaani kehidupan disini
untuk sementara waktu.
Lhokseumawe,
Awal tahun yang mendung ( mendung karena memang lagi gerimis loh :D) tapi
meskipun cuaca temaram, saya tetap semangatttt. I miss u mama :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^