Berbagi kisah dan rasa

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Uang dibuang, oh sayang

Pernahkah melihat tayangan berita bahwa seorang sosialita memiliki tas yang harganya puluhan bahkan ratusan juta rupiah? Lalu apa yang terbayang dalam benak kita? kalau saya pribadi langsung berucap, “itu tas yang harganya selangit dibelinya pakai uang betulan ya? Bukan pakai daun kan?” :D hihi


Karena bagi saya, jumlahnya amat banyak. Duh, uang puluhan bahkan ratusan juta hanya untuk beli satu tas saja? OMG... Tapi itu memang terjadi. Berbagai tas branded yang menjadi kebutuhan bagi kaum sosialita sejajar harganya dengan benda berharga lainnya. Kalau berlian sih masih mending. Lha ini tas? Hihi.. seorang teman berkata, “Ngapain juga sih lo sibuk ngurusin mereka. Duit-duit mereka kelesss. Berarti mereka memang sanggup beli” Hihi...yoi  mamen, memang urusan mereka ko mau beli tas yang harganya berapapun juga. Ini kan cuma sekedar komentar saja. Karena bagi saya yang tiap bulan harus mengatur keuangan sebaik-baiknya ko rasanya miris ya? Mbok ya duitnya mending dikasih saya aja gitu ya sekian persen dari harga tas :D hihi.. ngareppp. Siapa lu? :D



Dunia perempuan memang banyak perniknya. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Suami pernah berkata, “Jadi perempuan ko ribet banget ya. Banyak keperluannya”  lalu saya timpali, “Eits, nggak semuanya atuh sayang...” Hmm, kembali lagi ke pribadi  masing-masing. Jujur, saya pun suka barang-barang semacam itu. Nggak dipungkiri kadang kalau melihat deretan barang-barang itu di toko rasanya ingin bawa pulang semua. Tapi biasanya saya langsung tarik nafas sambil berkata, “Jauhkan diriku dari godaan belanja...” sambil komat kamit :D

Dan untunglah saya masih bisa meredam keinginan kalau masuk toko. Kalau punya barang-barang branded dan harganya selangit begitu apakah karena gengsi semata ataukah karena memang mereka hobi belanja? I dont know. Mungkin setiap orang punya alasan sendiri. Tapi kalau bicara soal hobi, rasanya jika seseorang sudah suka dan sanggup membeli, uang sudah tidak dipertimbangkan lagi. Kalau orang kaya begitu kali ya. Saking banyaknya uang, bingung mau diapakan lagi. Alternatifnya ya belanja. Mending sumbangin ke saya aja atuh, Pak, Bu kalau bingung uangnya mau dikemanakan :D ngarep lagiiii...

                                 


Dan nggak hanya kaum perempuan saja loh yang punya hobi belanja pada benda yang harganya fantastis. Tapi kaum pria juga. Kalau saya hanya bicara soal perempuan yang punya hobi mahal ko rasanya nggak adil ya? Hihi.. Lagi-lagi saya tahu dari media. Kebanyakan mereka lebih memilih barang otomotif seperti mobil atau motor. Eh, tapi nggak juga deh karena balik lagi ke orangnya suka benda apa. Saya pernah melihat ada seorang pria yang mengoleksi miniatur pesawat dan mainan yang harganya pun tidak kalah mahal. Ckckck... ngences jadinya. Hihi... bukan karena ingin punya juga barang-barang semacam itu. Tapi ngences lihat uangnya yang dibelanjakan para jutawan itu. Hihi :D

Ah, sudahlah. Lama-lama tambah stress nanti ngomongin soal uang para jutawan. Hihi... Sebagai orang yang dibesarkan di keluarga sederhana dan di didik untuk menghargai uang, rasanya bertolak belakang dengan apa yang saya lihat. Rasanya suka sedih aja kalau udah ada tayangan hobi mahal lalu berganti dengan tayangan tv yang mengulas kehidupan kaum miskin. Untuk memperoleh uang yang nggak seberapa saja, mereka harus kerja keras dahulu. Terkadang kerja keras mereka nggak sesuai dengan upah yang mereka dapat. Tapi pilihan mereka hanya satu. Bekerja biar dapur tetap ngebul.

Bersyukurlah kita yang setiap harinya masih bisa makan enak dan nggak perlu bercucuran keringat seperti mereka. Kalau sudah larut dalam tayangan tersebut, saya bisa berkaca-kaca. Saya melihat di tv, seisi rumah hanya makan nasi aking. Hiks..hiks.. apa enak itu ya? Bayangkan dengan harga makanan restoran mewah yang disantap para sosialita? Sudah pasti jauh berbeda. Saya menulis ini tidak ditujukan untuk siapa-siapa. Tetapi pengingat diri saya sendiri. Saat saya akan membelanjakan sesuatu untuk barang-barang yang sekiranya harganya mahal, hal ini menjadi semacam pengingat. Meskipun seandainya saya sanggup untuk membayar harga barang tersebut, tapi rasanya hati saya tersentil. Jika saya membeli sebuah tas mahal, diluar sana masih banyak anak-anak sekolah yang tidak memiliki tas. Bahkan yang murah sekalipun. Pun saat saya akan membeli sebuah alas kaki yang harganya lumayan, saya urungkan karena diluar sana masih  banyak orang yang bertelanjang kaki.

                             
                                       sumber gambar: google.com

Saya memang tidak lantas berhenti belanja sama sekali. Tapi setidaknya mereka menjadi pengingat saya agar tidak memiliki hobi yang berlebihan dan menghabiskan banyak uang ketika membeli sesuatu. Untunglah saya masih memiliki ibu dan suami yang juga selalu mengingatkan agar tidak berlebihan dalam hal apapun termsuk belanja. Ibu saya mengatakan, “Sekalipun kamu sanggup membeli, hendaknya membeli yang wajar-wajar saja. Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan..” Ibuku memang juara  bijaknya.

Lantas kalau ada yang mengatakan. “terus kalau begitu, lu aja yang beliin sana kebutuhan mereka yang miskin kalau lu peduli...” My prennn, memiliki rasa empati adalah awal yang baik. Dan semoga dengan begitu Allah melapangkan rezeki kita untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan dan kalau mau beramal kan nggak harus bilang-bilang juga toh? Hihi :D

Semoga hal seperti ini terus menjadi pengingat untuk saya. Bijak dalam mempergunakan uang dan memiliki hobi. Punya hobi memang bukan sesuatu yang salah. Tapi harus sesuai kemampuan dan tidak berlebihan. Betullll? Kalaupun mungkin ya lebih baik punya hobi yang menghasilkan juga. Yang hobi makan bisa dikembangkan menjadi peluang usaha kuliner. Atau yang suka menggambar bisa buka usaha les melukis mungkin? Punya penghasilan lebih dan bisa dipergunakan untuk hal-hal yang baik seperti membantu sesama akan terasa lebih istimewa dibanding hanya menghambur-hamburkan uang untuk barang yang jumlahnya fantastis :) Kalau ada salah satu artis penggila tas mahal mengatakan bahwa tas yang ia beli itu bagian dari investasi? Hmm, rasanya ada banyak jenis investasi yang lebih terlihat bijak dan nggak berlebihan. Ini menurut saya yang orang awam loh. Hehe. Money oh money...



                                                 



                   

Leave a Reply

Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^