Berbagi kisah dan rasa

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Lovely rain, semoga membawa berkah

Lhokseumawe hari ini diguyur hujan kembali.  Beberapa minggu yang lalu saat hujan deras terus turun, beberapa wilayah disini ada yang kebanjiran. Bahkan kabarnya hingga mencapai ketinggian 3 meter. Duh, tidak terbayang kalau aku tinggal di tempat yang terkena banjir. Kampung halamanku alhamdulillah adalah tempat yang bebas banjir. Dan kemarin saat hujan deras tak kunjung berhenti, air dari halaman belakang rumah pun mulai meluap. Hampir saja masuk ke dapur. Aku mulai panik, takut kena banjir juga. Tapi alhamdulillah air kembali surut.

Jika sudah masuk musim hujan, disini biasanya hujan berlangsung cukup lama dalam sehari. Ditambah pula dengan debit airnya yang cukup tinggi. Ketika pertama kali kesini, sempat kaget melihat hujan yang semacam ini. Hehe. Maklum saja, di kampungku jika hujan tak pernah ekstrem begini.

Bicara soal hujan, dulu saat aku masih kecil dan mendengar suara petir dan halilintar saat hujan deras, mama selalu berkata bahwa aku tidak perlu takut akan hal itu. Cukup membaca doa “Allahumma shoyyiban nafiaa” (Semoga Allah mencurahkan hujan yang penuh rahmat) Mama mengatakan bahwa setiap yang Allah turunkan pasti diiringi dengan rahmat. Saat itu aku bertanya-tanya, jika memang hujan itu rahmat, mengapa masih ada orang yang kebanjiran karena turunnya hujan?


                                                  sumber gambar: www.cwaca.com

Kemudian mama menjelaskan kembali padaku bahwa bencana semacam banjir adalah hal yang di tetapkan Allah. Dan jika terjadi bencana, adakalanya manusia memiliki andil terjadinya bencana tersebut. Mama berkata, hutan-hutan yang gundul, tidak mau membuang sampah pada tempatnya atau saluran air yang tidak berfungsi dengan baik bisa menjadi penyebab terjadinya bencana. Bencana bukanlah hanya murka Allah semata. Dan hujan yang turun ke bumi harus tetap kita syukuri.

Aku mulai belajar memahami perkataan mama. Mamaku seorang yang sederhana namun dengan pemikiran yang luar biasa. Beliau menjelaskan rasa penasaranku dengan bahasa yang sederhana. cukup bijaksana menurutku saat setiap kali aku mendengar mama bicara apapun.

Suatu saat ketika beranjak besar, aku mengeluh pada mama. Aku mengatakan bahwa aku ingin segera hujan turun. Saat itu sedang musim kemarau. Rasanya udara menyengat kulit dan minum air banyak pun tidak terasa. Mama kemudian berkata kembali, “Teteh ini ko ngeluh terus sih, kalau lagi panas mau ada hujan. Nah kalau lagi hujan katanya mau panas. Hayooo...” Aku nyengir kuda mendengar kalimat mama. Memang betul juga sih. Hehe... Tapi rasanya bukan aku saja yang seperti itu. Beberapa orang sering mengeluh hal yang sama sepertiku. Tunjuk tangan yang suka mengeluh sepertiku :D hihi

Manusia memang mahluk yang penuh dengan keluhan, termasuk aku. Saat hujan turun dan beberapa wilayah kebanjiran, aku berujar, “kenapa nggak berhenti sih hujan, kan kasian yang kebanjiran” atau saat musim panas melanda, “panas banget nih, hujan turun dong...”  Yah, seperti itulah. Sempat aku juga berpikir bahwa saat musim hujan, kasihan para pedagang es karena dagangan mereka pasti tidak laku. Dan saat musim panas, kasihan pedagang bandrek pasti tidak laku juga. Tapi rupanya aku salah. Pernah aku temui seorang pedagang yang biasanya berjualan es saat musim panas tiba-tiba berubah menjadi pedagang gorengan saat musim hujan. Aku bertanya penasaran dan beliau menjawab, “diatur-atur saja, Neng jualannya. Disesuaikan sama musim. Memang betul kalau musim hujan es kurang peminat. Tapi dapur kan harus ngebul. Jadi ya, mamang cari cara lain untuk jualan”

 Aku tertegun. Allah memang maha pemurah. Disaat aku berpikir kalau pedagang es tidak punya penghasilan saat musim hujan, ternyata Allah membuat mereka berpikir kreatif. Jadi tidak sepenuhnya benar jika musim hujan membawa kesengsaraan. Seperti halnya pedagang bandrek yang tetap ada pembeli meskipun saat musim panas. Rezeki akan tetap bsia diraih selama ada usaha dan keyakinan. Hal itulah yang aku lihat.

Setidaknya dari contoh kecil di lingkungan sekitar, aku banyak belajar. Memang betul apa yang mama katakan. Bahwa hidup bukan untuk dikeluhkan tapi untuk diperjuangkan dan disyukuri. Jika kita sering mengeluh tentang cuaca yang panas atau hujan yang tak kunjung berhenti, rasanya akan habis waktu kita untuk terus mengeluh. Aku ingat kembali apa yang diajarkan mama. Jika hujan turun, lebih baik kita berdoa saja agar Allah menurunkan hujan yang penuh dengan berkah. Dan jika terjadi bencana, kita doakan juga semoga keadaan kembali seperti semula. Pun jika saat musim kemarau panjang melanda dan sawah kita kekeringan, berdoa lah semoga Allah menurunkan hujan yang bisa kembali mengairi sawah-sawah kita. semoga senantiasa selalu ada hal baik yang bisa kita petik dari setiap musim yang  kita alami.


                                    Sumber gambar: daulahislam.com

Leave a Reply

Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^