Berbagi kisah dan rasa

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Kenangan antologi pertama ^^



  

 Kecintaanku menulis sudah tumbuh sejak kelas enam SD dan mulai berani untuk menulis sekitar kelas satu SMP. Dari sebuah buku diary, aku belajar menulis. Hanya berupa catatan harian dan sesekali menulis puisi atau cerpen.
            aku menulis secara diam-diam. Entahlah, saat itu aku tidak percaya diri, sampai aku bertemu dua orang sahabat yang juga 'Mencintai pena'.
           Kami sering mengatakan tentang mimpi kami, sebuah impian yang mungkin untuk sebagian orang terdengar tak biasa pada saat itu. Kami terus menulis dan menulis. Kami hanya menuliskan apa yang berkelebat dalam pikiran kami, menuangkan ide dalam kepala kami menjadi sebuah suguhan yang berbeda. Mengolah kata dan kalimat.
               Saat bergabung ke dunia kerja, kebiasaanku menulis sempat terhenti dan mulai aktif kembali saat sahabatku mengajak bergabung dalam sebuah forum kepenulisan. Kami mulai mendapat banyak informasi tentang bagaimana cara agar tulisan-tulisan kami terpublikasi. Salah satu cara dengan mengikuti  lomba.
             Semangat menulis kembali bangkit dan aku mulai ikut kompetisi menulis via online. Sempat ragu dan tak punya rasa percaya diri. Begitu banyak orang berbakat di dunia kepenulisan dan aku hanyalah Si anak bawang.
Tapi aku berpikir ulang, kalau tak dicoba, kapan kita bisa tahu kemampuan kita? :)

Dan dari sebuah lomba menulis Flash fiction, aku mendapatkan antologi pertamaku yang diterbitkan oleh AG  Publishing. Sebuah moment yang melecut semangatku untuk terus belajar ^^
Sebuah tulisan yang amat sederhana dan perlu banyak perbaikan..



            Sakura Tersenyum
Aku baru saja selesai mendengarkan siaran sebuah berita dari kubus elektronik yang bernama Televisi. Berita tentang sebuah bencana “Maha Dahsyatnya air”. Sebuah Tsunami dan gempa berkekuatan tinggi melibas habis beberapa daerah di Negara yang terkenal dengan seni Origami nya itu. Ku lihat di televisi bagaimana ajaibnya gulungan air besar dan tinggi itu menyapu apa pun yang ada di dekatnya.
Aku bertasbih. Maha kuasa Allah untuk menjadikan apa pun yang di kehendaki-Nya. Ingatanku terulang pada peristiwa serupa, ketika Tsunami menyapu hampir seluruh wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Dari televisi juga aku menyaksikan betapa dahsyatnya efek dari bencana itu dan ini pula yang di rasakan oleh masyarakat Jepang sekarang.
Berbicara tentang kepedulian dan kemanusiaan. Bagiku dua hal tersebut tak pernah mengenal suku bangsa, budaya, bahasa dan agama. Siapapun yang memiliki nurani akan terketuk untuk membantu mereka yang di timpa musibah.
Bagiku bila tak sanggup memberi bantuan materi, sebuah doa juga akan menjadi hal yang berharga. Saudara-saudaraku di Jepang sana, bangkitlah dengan semangat penuh. Perlahan tapi penuh keyakinan. Doaku terlantun untukmu. Saat bunga sakura bersemi, kau akan kembali tersenyum menatap dan menata tanah tinggal mu kembali.

Leave a Reply

Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^