Aku
melipat rapi selembar kertas dan kumasukan kedalam sebuah amlop putih kecil. Di
sampul depan tertulis “ Untuk Ambu dan Apa tercinta” Aku memandanginya sejenak,
tersenyum simpul. Dengan hati-hati kumasukan kedalam sebuah toples kaca antik
berukuran besar. Didalamnya sudah ada empat buah amplop berisi surat dengan
sampul depan yang tertulis sama. Untuk “Ambu
dan Apa tercinta”*
Senyumku
makin mengembang membayangkan betapa toples itu akan terisi penuh oleh surat-suratku.
Sebuah tulisan tangan istimewa. Tak seorang pun yang tahu bahwa setiap satu
bulan sekali ketika sebelum jam tidur, aku dengan seriusnya duduk menghadap
meja belajar. Mengambil secarik kertas dan mulai menari nari diatas barisan
kertas putih. Setiap kali aku menulis, hatiku akan dipenuhi banyak rasa. Aku
menuliskan sesuatu yang amat rahasia.
Sudah
empat surat dan itu berarti sudah bulan ke empat aku menulis. Saat itu aku
masih duduk di bangku kelas satu SMA. Aku menyimpan dengan baik toples itu di
tempat yang rahasia. Dan aku hanya ingin isi dari toples di baca oleh dua orang
yang namanya selalu tertulis di sampul depan surat, tapi itu pun tidak
sekarang. Aku akan memberikan toples itu suatu saat nanti dalam sebuah waktu
yang menurutku istimewa.