Seorang teman meminta saya untuk menulis sebuah cerita singkat. Ia mengatakan bahwa ia menginginkan kisah tentang "Biru"
Di sebuah sudut perpustakaan, saya mulai menulis. Saat mendengar kata biru, pertama kali yang saya ingat adalah warna sayap kupu-kupu Blue Morpho yang hidup di hutan amazon :) Tapi sih apa yang saya tulis nggak ada hubungannya sama kupu-kupu :D hihi.. Yowislah, disimak yuks...
Semoga bisa menjadi sebuah suguhan menarik bagi para pembaca :)
Kau
bertanya padaku tentang sebuah kilau, sebuah siluet dengan warna yang menurutmu
amat cantik. Sebuah warna favoritmu, biru. Kala itu kau tersenyum dengan
ditemani semilir harap. Bertanya tentang risau dan asa. Bagiku pertanyaanmu
sungguhlah unik. Mungkin belum pernah ada yang bisa melontarkan kalimat
secerdas pemikiranmu.
Kali
pertama kau merona. Diterpa sebuah tiupan halus sarat makna. Saat itu kau masih
belia. Tak ada ocehan cerewetmu dan gertakan galakmu. Seketika, kau bertukar
tempat dengan seseorang yang bukan dirimu. Aku hampir tak mengenalimu. Kau
mengganti rupamu menjadi seorang gadis anggun.
Kau
mengatakan padaku tentang sebab akibat. Mendengar tuturmu, aku tersenyum geli.
Rupanya adikku ini tumbuh besar tanpa aku sadari. Dia sudah mulai menyentuh
sesuatu yang mengancam pikiran dan hati. Aha, jatuh cinta mungkin?
Aku meluangkan waktu untuk mendengarmu bicara, Dik. Kau bertanya padaku “Mengapa kebanyakan orang memberi simbol warna cinta itu merah jambu? aku tak suka warna itu” Katamu.
Dan
aku tahu apa yang akan kau bicarakan selanjutnya. Kau berkata, “Aku lebih suka
warna biru” Merah jambu terlalu cengeng untukmu. Dan kau memberikan aku
sebuah uraian tentang betapa lebih pantasnya biru menjadi simbol cinta.
“Biru
itu lebih mengekspresikan sebuah kedamaian. Layaknya laut yang berwarna biru.
Meskipun bergelombang, ia mampu memberikan satu kelembutan. Anggun.”
begitu katamu waktu itu.
Sebuah
warna hanya simbol, Dik. Jika kau mencintai warna biru, ambillah filosofi baik
warna kesukaanmu itu. Tapi jika kau bicara soal sesuatu yang selalu kau
diskusikan denganku, cobalah dengarkan ocehan kecilku ini.
Sebuah
rasa yang membuatmu banyak berubah itu sebenarnya tak pernah mengenal satu warna
secara harfiah.
Ia memiliki banyak warna. Lebih dari sekedar merah jambu, hijau, abu-abu atau pun biru. Kau menyebut cinta itu biru. Dik, cinta seperti apa yang kau dapat kini? Sebuah cinta warna biru yang mendatangkan kedamaian hatikah? Ataukah justru sesuatu yang membuatmu gundah dan gelisah dalam waktu yang bersamaan?
Ia memiliki banyak warna. Lebih dari sekedar merah jambu, hijau, abu-abu atau pun biru. Kau menyebut cinta itu biru. Dik, cinta seperti apa yang kau dapat kini? Sebuah cinta warna biru yang mendatangkan kedamaian hatikah? Ataukah justru sesuatu yang membuatmu gundah dan gelisah dalam waktu yang bersamaan?
Cinta
itu luas makna dan pengertian. Tak hanya soal mencinta pada apa yang kita suka
dan mendatangkan kesenangan. Cinta itu indah, Dik. Jika kau mau menelaah dengan
bijak makna dan perjalanan cinta warna birumu, kau akan menemukan sesuatu yang
akan membuatmu lebih asing dari sekarang. Menemukan sebuah kesadaran tentang
arti dari mencinta dan alasan mencinta.
Aku akan
berdoa agar kau bisa menemukan cinta yang kau cari. Sesuatu yang berasal
dari-Nya dan atas ridho-Nya. Sesuatu yang lebih indah dari cinta warna Birumu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Salam, Lisna ^^